Akhir tahun lalu saya mengintroduksi fenomena Consumer 3000, yaitu munculnya konsumen kelas menengah di Indonesia dalam jumlah yang cukup siknifikan (saat ini jumlahnya sudah mencapai 100 juta orang) yang terjadi seiring dengan tembusnya GDP/kapita Indonesia ke level $3000 pertahun. Ini merupakan potensi pasar luar biasa yang akan menjadi driver pertumbuhan industri dan perekonomian kita. Ini sekaligus menandai posisi Indonesia yang sudah ancang-ancang masuk dalam jajaran negara maju baru (emerging countries) bersama negara-negara seperti Cina, India, Brasil atau Rusia.
Kalau pada saat itu saya mengatakan bahwa Consumer 3000 merupakan konsumen potensial yang mampu menggeliatkan perekonomian, maka sesungguhnya kemunculan kelas menengah juga menjadi kekuatan potensial terbentuknya kalangan wirausaha (entrepreneur) yang sangat powerful.
Kenapa? Karena kelas menengah memiliki potensi dari sisi mindset dan karakter sebagai seorang entrepreneur; mereka memiliki aset dan modal yang memadai; mereka knowledgable, berwawasan, berpendidikan; dan yang menarik mereka adalah generasi yang melek teknologi (technology savvy) dan terkoneksi (connected) satu sama lain. Itu semua merupakan elemen penting terbentuknya lapis wirausahawan baru yang belum ada sebelumnya.