Merayakan Tahun Baru

Dulu waktu saya masih tinggal di kampung, tahun baru adalah hal biasa. Pergantian tahun lewat begitu saja tanpa kembang api memecah-mecah langit, tanpa perayaan glamor di mal-mal, tanpa selebrasi di kafe-kafe atau hotel-hotel berbintang, tanpa konser musik semalaman, tanpa ada “hitung mundur” yang mendebarkan.

Dulu pergantian tahun meluncur mulus dengan kekhusukan, kesederhanaan, dan refleksi penuh makna. Kini tahun baru begitu bersinar, begitu penuh dengan perayaan, begitu penuh dengan glamor dan kehedonisan. Dulu penuh kekhidmatan, kini penuh dengan hingar-bingar. Dulu penuh kepolosan, kini penuh dengan kosmetik.

Wajar saja, karena dulu waktu di kampung saya masih pusing tujuh keliling bergumul dengan urusan perut. Kini, ketika urusan perut sudah terlewati, kebutuhan dan tuntutan kita akan tahun baru menjadi kian sophisticated. Tahun baru yang dulu kita lewati dengan begitu enteng dan sederhana sekarang menjadi begitu kompleks dan neko-neko.

Bagaimana kita semua kini merayakan tahun baru? Saya akan mencoba memberikan laporan pandangan mata langsung dari TeeKaaaPeeee…!!!

Baca Selengkapnya