Bisnis Itu Rahmatan lil ‘Alamin

Sudah hampir dua minggu ini saya menjalani “laku karantina”. Ini istilah saya untuk aktivitas saya berkonsentrasi menulis buku di rumah (atau di tempat sepi tertentu, seperti di Puncak) dimana HP/BB dimatikan dan sesedikit mungkin mengurangi kontak dengan dunia luar. Intinya, untuk sementara saya menjadi “manusia gua” yang terbebas dari hiruk-pikuk belantara Jakarta.

Musababnya gampang ditebak, karena deadline peluncuran buku sudah di ujung tanduk. Kadangkala saya berpikir, ini barangkali tips paling cespleng untuk menulis buku. Tetapkan hari H waktu peluncuran buku, undang sebanyak mungkin orang, termasuk tokoh-tokoh penting, makin banyak tokoh penting makin bagus. Maka dari situ akan bisa ditebak kita akan jatuh-bangun dan mengeluarkan jurus-jurus kepepet agar buku selesai ditulis.

Baca Selengkapnya