POLTAINMENT ALA KAESANG

Uncategorized

Kehadiran Gen Z sebagai pemilih baru Pemilu 2024 telah memicu tren POLTAINMENT (politics- entertainment).

Yaitu pendekatan baru komunikasi politik yang mengadopsi gaya POP CULTURE dan penyampaian pesan-pesan yang SANTAI, FUN, dan MENGHIBUR.

Ini berbeda dengan pendekatan konvensional komunikasi politik selama ini yang cenderung SERIUS, KAKU, MONOTON, dan MEMBOSANKAN.

Pertanyaannya, apakah POLTAINMENT ini “mengerosi” substansi dan “mengaburkan” keseriusan Pemilu yang kita tahu akan menentukan nasib 270 juta masyarakat Indonesia?

POLTAINMENT ala Prabowo yang dikemas dengan diksi “Gemoy” misalnya, dikritik habis-habisan karena dianggap RECEH dan sarat GIMMICK.

Begitu juga POLTAINMENT ala Kaesang/PSI yang mengusung narasi “Politik Santuy” dikritik habis-habisan karena dianggap sebagai “politik cengengesan”.

Atau justru sebaliknya, capres dan partai kini harus ADAPTIF dan AGILE menghadapi pergantian generasi pemilih (Gen Z) yang emoh dengan model komunikasi gaya lama yang membosankan.

POLTAINMENT cenderung menggunakan pendekatan EMOTIONAL ketimbang RATIONAL/FUNCTIONAL.

Ia lebih mengedepankan BUNGKUS (brand persona, gimmick, ekspresi periferal) ketimbang SUBSTANSI (visi, strategi, program). Inilah yang sering menuai kritik.

Tapi justru capres/partai menggunakannya sebagai “PINTU MASUK” untuk memikat hati voters Gen Z.

Voters adalah juga MANUSIA.

Manusia cenderung “menolak” (DENIAL) terhadap sesuatu yang membosankan, serius, dan tidak keren.

Kita justru lebih mudah menerima yang RECEH, GIMMICK, dan SANTUY.

Nah ada plus-minusnya.

Pertanyaanya sekarang, setujukah Anda jika POLTAINMENT merasuki Pemilu kita?

by @yuswohadyResearch by @baguszin@oktarianislmn

Bagikan Artikel ini ➙

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *