πŒπ‚πƒπŽππ€π‹πƒπ’ & π’π“π€π‘ππ”π‚πŠπ’ 𝐏𝐚π₯𝐒𝐧𝐠 𝐁𝐚𝐧𝐲𝐚𝐀 𝐝𝐒𝐛𝐨𝐒𝐀𝐨𝐭

Uncategorized

Boikot terhadap produk yang mendukung dan terafiliasi dengan agresi Israel di Gaza terbukti efektif. Dalam beberapa bulan terakhir, aksi boikot tersebut menyebabkan brand yang diboikot sepi pembeli dan turun omset.

Survei yang dilakukan Inventure bulan lalu menunjukkan, hampir 90% muslim Gen Z/milenial setuju dengan aksi boikot.

Menarik mengetahui, mana dari brand-brand tersebut yang paling diboikot.

Hasil survei tersebut berhasil mengungkapnya. Rupanya McDonalds dan Starbucks adalah dua brand yang paling banyak diboikot.

Rupanya brand-brand dengan awareness tinggi (household brand) lebih rawan terkena pemboikotan. Kita tahu McDonald’s dan Starbucks adalah β€œtop of mind” di kategori produknya masing-masing.

Fakta ini selaras dengan bunyi pepatah: β€œSemakin Tinggi Pohon Menjulang, Semakin Kencang Angin Menghempas”

Lebih menarik lagi mengulik apa sesungguhnya alasan mereka setuju dengan pemboikotan.

Ada 3 alasan utama mengemuka, yaitu: solidaritas kemanusiaan (38%); karena sesama kaum muslim (33%); dan penolakan terhadap brand karena mendukung aksi Israel (29%).

Yang menarik, kalau digabung, sebagian besar responden (67%) memboikot brand bukan karena alasan keagamaan, tapi alasan emosional-universal seperti alasan kemanusiaan dan penolakan terhadap brand yang bersangkutan.

Setujukah Anda dengan boikot brand-brand yang terafiliasi dengan Israel?

Kalau setuju, boleh dong share apa alasan utama kamu setuju pemboikatan?
by @yuswohady

Bagikan Artikel ini βž™

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *