Mudik ke Purwodadi-Grobogan, lewat Semarang selalu mampir ke Warung Asem-Asem Koh Liem di Jl. Panjaitan yang legendaris.
Di warung Koh Liem sajiannya serba LOKAL dan OTENTIK.
Asem-Asem sebagai menu utama adalah kuliner otentik Semarang dan daerah-daerah di Jawa Tengah yang tak ada duanya di seluruh dunia.
Minumannya, salah satu yang menjadi favorit saya, adalah Saparella.
Ini adalah minuman bersoda ringan (karbonasi) asli Yogya dengan rasa khas dan bentuk botol yang jadul tapi unik dan keren.
Sering dijuluki “bir plethok Jawa”, walaupun bukan bir (beralkohol) dan sudah berlabel halal.
Di tengah boikot produk-produk makanan-minuman yang terafiliasi dengan Israel, produk-produk lokal ini bisa menjadi substitusi bagi brand-brand asing yang sudah berurat-berakar menguasai negeri ini.
Yang “burger-burger” dan yang “fastfood-fastfood” diganti dengan yang “asem-asem”, “lodeh-lodeh”, “pecel-pecel”, atau “soto-soto” yang karya asli bangsa sendiri.
Terus yang “cola-cola” dan yang “softdrink-softdrink” dari sono diganti dengan yang “saparella-saparella”, brand asli Indonesia.
Boikot brand-brand pro-Israel bisa menjadi momentum kebangkitan brand lokal.
Brand-brand lokal bisa menjadi PRODUK SUBSTITUSI bagi brand asing.
Sehingga brand lokal betul-betul menjadi TUAN RUMAH di negeri sendiri 😎
Bukan yang terjadi selama ini, menjadi “ANAK TIRI” di negeri sendiri 😔
by @yuswohady