Dulu di zaman Orba seluruh daerah berlomba-lomba menciptakan slogan daerah dengan awalan “BER”: “BERIMAN”, “BERHIBER”, BERSINAR, or “BERSERI”.
Ini yang disentil Pak Jokowi kemarin (12/1) di Rakornas Kepala Daerah dan Forkopda di Sentul.
“Jangan semua kota dan kabupaten kita ini sama semuanya” kritik pak presiden.
Lalu ia memberikan arahan: “Setiap kota dan kabupaten harus memiliki DIFERENSIASI”.
Dalam sejarah RI, baru Jokowi presiden yang memiliki VISI MARKETING yang jelas dan solid.
STRATEGI adalah DIFERENSIASI atau menciptakan PERBEDAAN dari pesaing.
Itu bukan kata-kata saya, tapi kata-kata Michael Porter dalam salah satu artikel legendarisnya di Harvard Business Review (1996) berjudul: “What is Strategy”.
Intinya, menurut Porter, STRATEGI adalah membangun POSITIONING UNIK di antara pesaing dengan menciptakan PERBEDAAN.
Maka betul kata Pak Jokowi, strategi daerah/kota jangan membeo, atau FOMO, atau ikut-ikutan daerah/kota lain.
Tapi ciptakan suatu PERBEDAAN yang bernilai, FOKUS pada keunikan yang dimiliki, kemudian komunikasikan dengan POSITIONING yang konsisten.
Saya masih ingat cerita pak Azwar Anas Bupati Banyuwangi (sekarang MenPan RB) 5-6 tahun lalu saat ia menghadapi dilema di awal-awal memimpin Banyuwangi sekitar tahun 2010.
Dilemanya adalah, apakah Banyuwangi akan diposisikan sebagai “Kota Pertanian”, “Kota Perikanan”, “Kota Pariwisata” atau kota “gado-gado” alias semuanya diambil?
Perlu diketahui bhw Banyuwangi memiliki semua potensi itu. Banyuwangi adalah salah satu lumbung padi nasional. Dan Banyuwangi memiliki pelabuhan ikan terbesar di Jawa yaitu Muncar.
Seperti kita tahu sekarang, Pak Anas akhirnya memutuskan memilih positioning “Kota Pariwisata”.
Dan kemudian ia fokus dan konsisten mengomunikasikan Banyuwangi sebagai kota pariwisata kelas dunia.
Makanya, kalau instruksi Pak Jokowi benar-benar diikuti kepala daerah… Wow bakal luar biasa kota/daerah kita.
Mereka akan memposisikan diri secara unik sesuai potensi masing-masing : ada “kota pisang”, “kota durian”, “kota musik”, “kota festival”, “kota golf”, “kota digital”, dsb.
Sehingga terwujud Bhineka Tunggal Ika:
“Daerah/kotanya berbeda-beda, tapi punya satu tujuan yang sama menjadi daerah/kota KELAS DUNIA.
Follow ???? @yuswohady