Lampung kota Nanas & Pisang.
Ambon kota Ikan
Tomohon kota Bunga.
Itu usulan pak Jokowi kemarin di Bogor.
Setiap kota harus punya DIFERENDIASI dan KARAKTER nya masing-masing.
Tidak semuanya sama dengan slogan ala Orde Baru: Berseri, Beriman, Bersinar, pokoknya yang Ber… Ber… Ber…
Dalam marketing berlaku hukum BRANDING is about DIFFERENTIATION.
Branding pada hakikatnya adalah menciptakan PERBEDAAN.
Indomie harus beda dengan Mie Sedaap. Mie Sedaap harus beda dengan Mie Gaga.
Anies harus beda dengan Prabowo. Prabowo harus beda dengan Ganjar.
Begitupun Bandar Lampung harus beda dengan Ambon. Ambon harus beda dengan Tomohon.
Sedikit sekali walikota/bupati yang berpikir STRATEGIC MARKETING macam ini.
Mereka maunya “menjadi semuanya”: ya kota nanas plus kota ikan plus kota bunga sekaligus.
Tapi apa terjadi?
Maunya DAPAT SEMUA, tapi yang terjadi justru TAK DAPAT SEMUA.
Positioning kota itu blur. Diferensiasinya gado-gado, dan akhirnya brand nya medioker, tidak STAND-OUT.
Ini KESALAHAN TERBESAR walikota/bupati kita.
Jadi untuk membentuk DIFERENSIASI dan KARAKTER kota-kota Indonesia 50 tahun ke depan seperti dikatakan Pak Jokowi, menurut saya ini hal pertama yang harus dibenahi:
MINDSET walikota/bupati harus diubah.
BLUNDER walikota/bupati harus dibetulin.
LEADERSHIP walikota/bupati harus diredefinisi.
Walikota/bupati baru hasil pilkada tahun depan harus beda dengan sebelumnya…
Mereka harus berpikir STRATEGIC MARKETING.
by @yuswohady
Sumber video: Detikcom