TikTok Live Anies beberapa hari lalu mendapat sambutan baik netizen muda dari kalangan Gen Z.
Ini adalah case menarik tentang bagaimana kandidat capres berkomunikasi dan melakukan engagement dengan voters Gen Z.
Bagaimana seharusnya paslon membangun strategi komunikasi ke pemilih muda khususnya Gen Z? Berikut adalah 4 tips gaya komunikasi yang harus mereka kembangkan:
#1. RELATE
Pertama harus RELATE dengan dunia Gen Z.
Kenapa Gemoy lebih gampang ditangkap dan diterima Gen Z, karena memang diksi itu selama ini sudah menjadi keseharian mereka. Tak perlu dijelaskan dan diyakinkan.
Persona, ekspresi, idiom, atau diksi yang hanya familiar di kalangan boomers or Gen X tentu tak relate dan tak relevant sehingga sulit dicangkokkan ke Gen Z.
#2. ENGAGE
Prabowo-Gibran memperkenalkan apps “fotober2.ai” untuk men-trigger ENGAGEMENT dengan kaum Gen Z dengan cara ngajak foto bareng.
Komunikasi dengan ENGAGEMENT artinya komunikasi dua arah dan mengajak Gen Z aktif berpartisipasi.
Artinya mereka bukan sekedar obyek pasif yang hanya bisa menerima indoktrinasi visi-program paslon, tapi subjek aktif yang terlibat dan berinteraksi timbal-balik
#3. ORGANIC
Gen Z nggak suka komunikasi rekayasa or “komunikasi lipstik”, yaitu komunikasi yang diatur sedemikian rupa untuk menciptakan citra palsu tertentu
Mereka maunya organik, apa adanya tanpa bumbu-bumbu settingan.
Anies diterima kalangan fandom kpopers karena gaya TikTok live nya yang natural, tidak dibuat-buat, dan spontan di selama perjalanan di dalam mobil.
#4. HORIZONTAL
Gaya komunikasi yang organik dan otentik tak menghasilkan pemaksaan pesan (indoktrinasi), tapi justru menciptakan simpati yang voter’s EVANGELISM (advocacy).
Gaya komunikasi Anies yang horizontal dan natural berhasil masuk ke circle Kpop fandom berhasil menciptakan voters evangelism yang menyebarkan konten-konten organik (UCG: user-generated content) di medsos.
@yuswohadyResearch by @fachrezadp