PELAJARAN DARI KASUS BRAND HAMLIN

Uncategorized

Kemarin viral di Tiktok, brand Hamlin memalsukan brand dengan melabeli produk dari brand lain dengan brand Hamlin dan kemudian menjualnya dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Disebutkan bahwa Hamlin terbukti membeli barang impor dengan harga murah kemudian menempelkan labelnya dan menaikkan harga berkali-kali lipat.

Dampaknya, konsumen marah besar karena merasa ditipu.

Dari kasus itu muncul pertanyaannya kritis: Apakah nggak boleh marketer menjual produk yang ongkosnya katakan Rp 100 ribu, kemudian dijual dengan harga Rp 1 juta, naik 10 kali lipat?

Jawabnya boleh.

Tapi caranya bukan seperti yang dilakukan brand Hamlin.

Justru, mencapai harga premium adalah “misi utama” seorang marketer. Namun caranya bukanlah dengan pengelabuhan konsumen seperti dilakukan brand Hamlin. Tapi melalui BRAND-BUILDING activity.

Apa itu brand-building activity?

Esensinya, adalah semua upaya kita untuk “menyuntikkan” VALUE ke dalam produk.

VALUE adalah seluruh kemanfaatan dan keunggulan yang bisa dinikmati konsumen. Wujudnya bisa dua: FUNCTIONAL value dan EMOTIONAL value.

Jadi, kopi di Starbuck harganya bisa 10 kali lipat harga kopi di kedai ujung gang. Kenapa bisa begitu?

Karena Starbucks menyuntikkan VALUE ke dalam produk dan layanannya. Extraordinary VALUE yang membuat harga kopi Starbucks bisa demikian mahal.

Apa value utama yang ditawarkan oleh Starbucks? Menariknya, yang membuat Starbucks bisa mahal bukan pada functional value, tapi justru emotional value-nya.

Yaitu nongkrong, lifestyle, gengsi sosial, dan self-promotion. Jadi malah bukan cuma karena biji kopinya, bahan-bahannya, atau cara pengolahannya.

Kasus brand Hamlin sekaligus menyadarkan kita bahwa brand itu BUKAN sebatas logo. Brand-building bukanlah semudah menempelkan logo ke dalam produk kita.

Tapi upaya terus-menerus untuk “menyuntikkan” VALUE ke produk sehingga konsumen LEGOWO membeli produk kita yang mahal.

Seperti legowonya kita membeli secangkir kopi Starbucks seharga 50-70 ribu ❤️

by @yuswohady

Bagikan Artikel ini ➙

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *