Marketer adalah SNIPER bukan RAMBO.
RAMBO nembaknya bombardir ke segala arah, cenderung ngasal.
SNIPER nembaknya terarah-presisi, fokus ke satu objek sasaran, dan efektif.
Paslon Capres-Cawapres juga harus menjadi SNIPER bukan RAMBO: “menembak” massa voters secara tepat sasaran.
Itulah sebabya para paslon harus mengadopsi strategi STP: Segmentation-Targeting-Positioning yang menjadi senjata ampuh marketer untuk memenangkan persaingan.
Pertama, melakukan SEGMENTASI voters: gen X/milenial/zilenial; bapak-bapak/emak-emak/mahasiswa/anak SMA; desa/kota; petani/pedagang/karyawan; dst.
Kedua TARGETING, menentukan mana segmen voters yang paling potensial untuk disasar.
Ketiga POSITIONING, memosisikan paslon secara tepat di benak voters yang ditarget.
Itulah sebabnya kenapa Prabowo ngotot mengusung persona GEMOY. Yaitu agar mereka nyambung (fit) dengan segmen voters yang ditarget yaitu: milenial dan Gen Z.
Bagaimana kompetisi para paslon memperebutkan segmen terbesar kaum muda milenial/zilenial?
Let’s see… kita tunggu lompatan strategi STP dari paslon AMIN dan GAMA untuk mengungguli “strategi Gemoy” dari paslon Prabowo-Gibran dalam beberapa minggu ke depan.