ZERO-COST MARKETING “Uhuyy, Komeng Menang Pemilu”

Uncategorized

Inilah “cacat” demokrasi kita!

Pemilih memilih para wakilnya di DPR atau DPD karena popularitasnya, bukan karena character, competence, visi-misi-program yang diusung si calon.

Para selebritas memiliki advantages di sini, karena mereka dikenal luas (popularity) oleh masyarakat. Mereka juga sosok-sosok yang disukai khalayak (likeability). Dan Inilah yang menjadi modal sosial mereka untuk dipilih (electability).

Dalam konteks Komeng, bahkan ia tak perlu ngoyo dan mengeluarkan biaya besar untuk baliho, spanduk, videotron untuk menarik masa seperti halnya calon lain.

Praktis ZERO-COST MARKETING ????

Sementara para politisi karir susah-payah dan jatuh bangun membangun purpose, character, visi-misi-program, dan reputasi di mata konstituen, sosok selebritas seperti Komeng bisa dengan mudah memenangkan kontestasi politik.

Ini betul-betul privilege selebritas.

Dari sisi pemilih, seperti yang alami banyak pemilih kemarin saat mencoblos. Begitu membuka lembar calon DPR RI dan DPD, begitu banyak calon yang ada dan tak ada yang mereka kenal.

Karena sama sekali tak tahu calon-calon tersebut, maka yang mereka coblos adalah penyanyi, bintang film, bintang sinetron, atau pelawak yang mereka kenal seperti Komeng ????????????

Tak ada salahnya selebritas menjadi wakil kita di DPR atau DPD asal mereka betul-betul bisa memegang amanah di pundak mereka.

Buktinya politikus artis seperti Desy Ratnasari, Nurul Arifin, atau Miing bisa memegang amanah dan purpose, character dan kompetensi yang terus mereka bangun.

Namun celakanya, tak banyak artis yang seperti mereka.

Banyak dari mereka cuma mau “numpang lewat” alias aji mumpung. Biasanya karena karir keartisannya sudah meredup. Dan untuk meneruskan dapur ngebul mereka shifting berprofesi baru sebagai politisi ????????????
by @yuswohady

Bagikan Artikel ini ➙

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *